Serba-serbi “Tempe”

Serba-serbi tempe

Siapa yang tidak mengenal tempe, semua orang pasti menggemari makanan yang berbahan dasar kedelai ini. Dari rakyat kecil hingga presiden di istana , baik tua, muda bahkan anak-anak pun tergoda dengan tempe yang rasanya gurih dan bergizi tinggi ini. Bahkan tempe dapat digunakan untuk terapi kesehatan karena mengandung unsur-unsur yang kaya seperti natrium, kalsium, antioksidan dan antibiotika dll. Sebagai makanan yang popular di Indonesia, tempe sangat mudah diperoleh, dari tukang sayur keliling, warung kecil , sampai Supermarket. Pokoknya jangan khawatir bila kehabisan tempe, karena dapat diperoleh dimana saja dan kapan saja. Tetapi lain halnya bila kita berada di luar negeri, makanan khas Indonesia ini jarang ditemukan bahkan tidak ada sama sekali. Sebagaimana halnya pengalaman penulis sewaktu berada di negeri orang yaitu negara Amerika Latin, tidak menemukan tempe ini. Demikian pula sewaktu bertugas di negara Pasifik Selatan, tepatnya di Fiji. Untuk memenuhi keinginan makan tempe, ahirnya diusahakan untuk membuat tempe sendiri. Adapun ragi tempe dikirim dari Indonesia, sedangkan bahan kedelainya bisa diperoleh di negara setempat.

Tempe sudah sejak lama menjadi makanan rakyat kita. Tidak jelas kapan masyarakat mulai mengonsumsi tempe. Banyak literatur sejarah yang menyatakan bahwa masyarakat pulau Jawa sudah mengenal tempe sejak abad XVI, kira-kira pada waktu pemerintahan Raja Sultan Agung. Setelah itu tempe tersebar keluar pulau Jawa baik melalui perdagangan maupun penyebaran agama. Asumsi ini diperkuat dengan ditemukannya kata tempe dalam serat Centini. Dari pulau Jawa tempe kemudian menyebar ke seluruh penjuru Nusantara hingga Eropa dan Amerika. Penyebaran Tempe di Eropa dipelopori oleh warga Belanda. Bahkan Jepang sudah mendaftarkan hak paten tempe di tingkat internasional.

Secara umum kedelai merupakan salah satu penghasil protein nabati yang cukup tinggi. Kandungan protein pada kedelai berkisar 35-43% atau hampir sama dengan protein pada susu bubuk. Selain kandungan protein yang tinggi, beberapa kandungan gizi di dalam tempe sebagai antioksidan yang berfungsi untuk mencegah penyakit kanker, dan mencegah penuaan dini pada kulit wajah. Salah satu antioksidan yang terdapat dalam tempe adalah isofaflon. Jadi makanan sederhana dari kedelai ini juga memiliki peran untuk menangkal radikal bebas. Adanya antioksidan di dalam tempe ini terjadi ketika kedelai difermentasi oleh ragi tempe berupa Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium. Selain itu dalam tempe terdapat Genestein dan Phytoestrogen yang berfungsi sebagai zat untuk mencegah tumbuhnya sel kanker payudara dan kanker prostat.
Disamping rasanya lezat tempe kedelai mempunyai begitu banyak nilai gizi. Salah satunya adalah peranannya sebagai sumber vitamin B12. Dalam seratus gram tempe goreng mengandung 1 mikrogram vitamin B12 yang dapat memenuhi 42% kebutuhan harian tubuh. Keunggulan lain:
1. Kaya serat pangan
Kandungan serat pangan (dietary fiber) per 100 gram adalah 4,8 gram. Seperti diketahui, fungsi serat sangat besar dalam kesehatan saluran pencernaan dan juga sebagai pencegah berbagai penyakit kronis.
2. Sangat mudah dicerna
Kemudahan tempe dicerna berada di atas daya cerna pangan lainnya yang juga berbahan dasar kedelai, karena fermentasi menguraikan protein-protein dalam kedelai.

Tempe untuk pengobatan
Ternyata, disamping merupakan makanan untuk lauk sebagai teman nasi sehari-hari, tempe juga dapat digunakan dalam terapi pengobatan, antara lain:
1. Hipertensi
Tempe merupakan pangan yang sangat rendah natrium (6,0 mg/100g), tetapi kaya kalium (367 mg/100 g) sehingga sangat baik untuk dikonsumsi oleh penderita hipertensi. Natrium berkontribusi terhadap kenaikan tekanan darah, sedangkan kalium bersifat sebaliknya.
2. Diabetes
Kandungan protein yang tinggi dalam tempe mampu membentuk dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, termasuk jaringan pancreas. Kandungan serat pangannya yang tinggi mampu membatasi penyerapan karbohidrat, sehingga asupan glukosa dalam tubuh berkurang. Hal ini dapat mengontrol kadar glukosa darah sehingga tidak terlalu tinggi.
3. Kanker
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Universitas North Carolina AS, juga menemukan bahwa genestein dan phytoesterogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostate dan payudara. Untuk terapi segala macam kanker dan tumor dapat dilakukan dengan minum susu tempe 2x setengah gelas atau dengan makan 100 gr tempe per hari.
4. Penyempitan pembuluh darah
Tempe juga mengandung antioksidan yang dapat menghambat oksidasi kolesterol LDL darah manusia.Dengan demikian dapat menghambat infiltrasi lemak atau LDL teroksidasi ke dalam jaringan pembuluh darah. Hal ini dapat mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah yang memicu timbulnya penyakit jantung koroner.
5. Mengandung antibiotik alami
Antibiotika ini dihasilkan oleh Rhizopus sebagai mekanisme pertahanan diri. Antibiotika ini dilepaskan jamur tersebut untuk membunuh pesaingnya dalam populasi. Antibiotika ini ketika masuk ke dalam tubuh akan sangat membantu dalam membunuh bakteri disentri dan juga bakteri penyebab gangguan pencernaan lainnya.
6. Osteoporosis atau patah tulang
Menurut Prof. Dr. Muhilal, seorang pakar gizi, berpendapat bahwa dengan mengkonsumsi tempe secara teratur akan mencegah terjadinya osteoporosis atau patah tulang. Hal ini dikarenakan kandungan kalsium yang terdapat pada tempe sangatlah tinggi sehingga keberadaan kalsium ini dapat mengatasi gangguan tersebut. Menurutnya tempe justru bisa menjadi sumber kalsium yang murah, sehat dan alami dibandingkan harus membeli susu kalsium yang harganya relative mahal.

Dalam rangka meningkatkan nilai gizi dan nilai higienis tempe, ITB (Institut Tekhnologi Bandung) pernah membantu dan memelopori pembuatan tempe secara baik. Perbedaan yang nyata antara tempe biasa dan tempe ITB adalah dalam hal ragi, yang menfermentasikan kedelai sehingga menjadi tempe yang kita kenal. Pada tempe biasa biasanya proses pembuatannya mengikuti tradisi turun temurun dan tidak berubah. Ragi tempe biasa, umumnya diambil dari jamur yang menempel pada daun tempat membungkus tempe, atau jamur-jamur yang menempel pada daun waru. Setelah disimpan beberapa lama, barulah kedelai yang sudah dibubuhi ragi itu menjadi tempe yang kita kenal. Sedangkan Ragi tempe ITB hanya memakai jamur Rhizopus Oligosporus dan Rhizopus stoloniferous yang memenuhi syarat untuk dijadikan ragi yang dapat menghasilkan tempe yang lebih bermutu dari tempe biasa.
Begitu banyaknya manfaat tempe ini, tentulah bisa dijadikan salah satu makanan pilihan dalam menu kita sehari-hari yang sehat dan tentu saja dengan harga terjangkau.

Resep olahan masakan tempe

A. Tempe Bacem
a. Bahan
Tempe 500 gram, dipotong segi tiga
Asam Jawa 2 sdm
Gula Jawa 100 gram
Air kelapa dari 2 butir kelapa
Daun salam 4 lembar
Lengkuas 4 iris

b. Bumbu
Bawang merah 8 siung
Bawang putih 8 siung
Ketumbar 1 sdm

c. Cara membuat
1. Haluskan semua bumbu
2. Semua bahan dan bumbu halus direbus dengan pembakaran kecil
3. Aduk sesekali agar bumbu tercampur merata, biarkan hingga air kelapa habis
4. Angkat, selanjutnya tempe digoreng hingga berwarna kecoklatan.

B. Sambal Penyet Tempe Bakar

a. Bahan
Tempe 200 gram
Daun salam 3 lembar
Daun jeruk 3 lembar
Lengkuas 2 cm
Gula merah iris 2 cm
Garam dan penyedap rasa secukupnya
Air 200 ml
Aneka lalapan, seperti kemangi, mentimun, kacang panjang, daun selada, dan kol

b. Bumbu yang dihaluskan
Bawang merah 6 siung
Bawang putih 6 siung
Kemiri 5 butir
Cabai merah 6 buah

c. Cara membuat
1. Tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum, lalu masukkan tempe, daun salam, lengkuas, daun jeruk, dan gula merah. Tambahkan air, lalu tutup wajannya. Biarkan hingga bumbu meresap dan air habis.
2. Untuk membuat sambalnya, goring semua bahan kecuali gula, garam, dan penyedap rasa,lalu haluskan. Lebih enak jika ditambahkan air jeruk limau.
3. Bakar tempe yang sudah dibumbui di atas bara api sambil sesekali diolesi sisa bumbu. Letakkan tempe yang sudah digoreng di atas cobek yang berisi sambal. Sajikan tempe penyet dengan lalapan.

Selamat mencoba.

-bs-

Tangerang, 5 Maret 2010